Kamis, 24 September 2009
0 Jumper Nokia 5110-6110-6111
0 Nokia 3310 Insert Sim Card
Nokia 3310 Insert Sim Card. Jika Anda mengalami salah satu dari masalah-masalah ini memeriksa gambar-gambar ini keluar dan melakukan solusi sederhana ini.
- 3310 Insert Sim Card
- 3310 Sim Soal
- Cara jaket Sim 3310
- Cara Sim 3310
- 3310 Insert Sim Solution
- Jaket Sim 3310c Tracks
3310 No Network Problem 1
3310 No Network Problem 2
3310 No Network Problem 3
0 Jumper Microphone Nokia 3220
This post holds Nokia 3220 Mic Microphone Ways Problem. If you are having one of these problems check these images out and do these simple solutions.
Disini adalah solusi Microphone Nokia 3220. Jika kawan mengalami salah satu dari masalah-masalah ini Memeriksa gambar-gambar ini keluar dan Melakukan ini.permasalahan solusi sederhana yang biasanya terjadi diantaranya:
0 Jumper Joystick SE T610-T630
Solusi untuk jumper jalur yang putus yang biasa terjadi pada hp SE t610 atau t630 intinya kedua-duanya sama saja seperti halnya 3310 dan 3315 hanya beda update fitur/versi atau yang lainya nah sekarang coba liahat gamab di bawah ini semoga bisa menjadi solusi silahkan cek lebih dulu untuk tegangan jalurnya apa yang digaris merah ini terdapat jalur yang putus..? semoga bermanfaat jangan lupa berikan komentarnya pada blog ini dan jangan lupa save bookmark www.adinmarscell.co.cc dan http://phone-solutions.blogspot.com di PC kawan agar bisa menjadi solusi jika ada kesulitan dapat dibuka kembali
0 Solusi signal nokia 3310
Disini adalah solusi Microphone 3310 No Network. Jika kawan mengalami salah satu dari masalah-masalah ini Memeriksa gambar-gambar ini keluar dan Melakukan ini.permasalahan solusi sederhana yang biasanya terjadi diantaranya:
- 3310 Network Problem
- 3310 Signal Problem
- 3310 Network Trouble Shooting
- 3310 Antina Switch Jumpers
- 3310 Antina Switch Ways
Senin, 24 Agustus 2009
0 Memories (Flash & RAM)
Memories (Flash & RAM)UPP tidak akan dapat berfungsi secara penuh bila tidak dibantu oleh Memori. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa UPP mempunyai subsystem MCU dan DSP didalamnya. Akan tetapi subsystem tersebut tidak dapat menyimpan OS (Operating System) secara utuh, karena sangat terbatas penyimpanan datanya, maka dibutuhkan memori tambahan untuk menyimpan Software MCU dan DSP (Firmware). Memory yang dibutuhkan oleh UPP adalah: Flash Memory, EEPROM, RAM.
Pada ponsel Nokia DCT4, Flash Memory dan RAM sudah digabungkan mencadi satu IC, biasa disebut dengan “IC Combo Flash”.
Flash Memory
Flash Memory digunakan untuk penyimpanan data Software MCU (Micro Controlled Unit) dan Software DSP (Digital Signal Processor) yang merupakan OS (Operating System) pada ponsel yang biasa disebut (Firmware), Flash Memory menjadi berperan penting dalam baik tidaknya suatu system ponsel. Language pack atau pilihan bahasa (pada ponsel Nokia disebut PPM), yang tersimpan didalam Flash Memory, maka Ponsel yang tidak memiliki pilihan Bahasa Indonesia bisa ditambahkan atau di upgrade (Re-Flash) menggunakan alat dan program khusus.
Data-data yang tersimpan bukan hanya data operating system saja, juga terdapat data content pack atau User Area Data yang biasa digunakan untuk menyimpan data atau program oleh pengguna ponsel, diantaranya: Phone Book, SMS, Game, Aplikasi, Wallpaper, Nada Dering, Foto, Movie, Dll. Flash Memory pada sektor ini dapat dihapus dengan cara manual dari ponselnya.
EEPROM Nokia DCT4 telah diemulasikan dengan IC Flash. EEPROM digunakan untuk penyimpanan data-data penting yang sudah di set oleh pabrik ponsel itu sendiri, data-data yang terdapat pada EEPROM diantaranya: Signal Tunning Value, IMEI/ISN, SID, MIN, SP-Lock, Security Code, dll. Oleh karena itu bila ponsel diganti IC Flashnya, akan diperlukan kalkulasi Code IMEI, bila tidak maka ponsel tidak akan dapat bekerja.
Rata-rata Nokia DCT4 mempunyai kapasitas data pada Flash memori dari 16Mbit sampai 64Mbit. Sedangkan Flash Memory pada Ponsel Nokia WD2 akan membutuhkan kapasitas penyimpanan data yang sangat besar, mulai dari 128Mbit sampai 256Mbit, oleh karena itu Nokia WD2 akan mempunyai 2 sampai 4 buah IC Flash didalamnya.
Flash Memory pada ponsel Nokia yang menggunakan processor TIKU, digunakan 2 IC Flash yang terpisah: Pertama, NOR Flash, digunakan untuk menyimpan data utama, disinilah Software MCU dan Security IMEI disimpan. Kedua NAND Flash, sebagian besar digunakan untuk menyimpan data user, seperti: Sounds, Games, Applications, dan juga yang menyimpan paket bahasa.Pada ponsel Nokia DCT4, Flash Memory dan RAM sudah digabungkan mencadi satu IC, biasa disebut dengan “IC Combo Flash”.
Flash Memory
Flash Memory digunakan untuk penyimpanan data Software MCU (Micro Controlled Unit) dan Software DSP (Digital Signal Processor) yang merupakan OS (Operating System) pada ponsel yang biasa disebut (Firmware), Flash Memory menjadi berperan penting dalam baik tidaknya suatu system ponsel. Language pack atau pilihan bahasa (pada ponsel Nokia disebut PPM), yang tersimpan didalam Flash Memory, maka Ponsel yang tidak memiliki pilihan Bahasa Indonesia bisa ditambahkan atau di upgrade (Re-Flash) menggunakan alat dan program khusus.
Data-data yang tersimpan bukan hanya data operating system saja, juga terdapat data content pack atau User Area Data yang biasa digunakan untuk menyimpan data atau program oleh pengguna ponsel, diantaranya: Phone Book, SMS, Game, Aplikasi, Wallpaper, Nada Dering, Foto, Movie, Dll. Flash Memory pada sektor ini dapat dihapus dengan cara manual dari ponselnya.
EEPROM Nokia DCT4 telah diemulasikan dengan IC Flash. EEPROM digunakan untuk penyimpanan data-data penting yang sudah di set oleh pabrik ponsel itu sendiri, data-data yang terdapat pada EEPROM diantaranya: Signal Tunning Value, IMEI/ISN, SID, MIN, SP-Lock, Security Code, dll. Oleh karena itu bila ponsel diganti IC Flashnya, akan diperlukan kalkulasi Code IMEI, bila tidak maka ponsel tidak akan dapat bekerja.
Rata-rata Nokia DCT4 mempunyai kapasitas data pada Flash memori dari 16Mbit sampai 64Mbit. Sedangkan Flash Memory pada Ponsel Nokia WD2 akan membutuhkan kapasitas penyimpanan data yang sangat besar, mulai dari 128Mbit sampai 256Mbit, oleh karena itu Nokia WD2 akan mempunyai 2 sampai 4 buah IC Flash didalamnya.
RAM (Random Access Memory)
Sebagai penyimpanan data secara sementara diperlukan RAM, Nokia DCT4 masih menggunakan SRAM (Synchronous RAM) dengan kapasitas sekitar 64Mbit yang telah di intergrasikan dengan IC Flash (Combo Flash), sedangkan untuk Nokia WD2 dan TIKU menggunakan SDRAM (Synchronous Dynamic RAM) yang mempunyai kapasitas data sebesar 128-256Mbit secara terpisah dari IC Flash.
SRAM maupun SDRAM diberikan suplay tegangan oleh UEM melalui VIO sebesar 1.8 Volt.
Oleh: Rizal Fikri (DJ_Junkiee)SRAM maupun SDRAM diberikan suplay tegangan oleh UEM melalui VIO sebesar 1.8 Volt.
0 UPP (Universal Phone Processor)
UPP Description
Processor Ponsel Nokia generasi ke 4 (DCT4) menggunakan UPP (Universal Phone Processor) sebagai pusat dari semua kegiatan komputerisasi. Processor merupakan otak dari sistem kerja ponsel yang akan melakukan koordinasi semua fungsi ponsel termasuk juga instruksi-instruksi yang terprogram didalamnya.
Teknologi Nokia DCT4 terus berkembang, WD2 dan TIKU merupakan pengembangan dari teknologi DCT4. Perbedaannya adalah jenis Proccesor yang digunakan dan kapasitas memori internal yang cukup besar. UPP-WD2 dan TIKU dapat memproses data lebih cepat ketimbang UPP DCT4, sehingga dapat memfasilitasi fitur-fitur yang lebih canggih lagi, seperti : Sistem operasi Symbian, akses GPRS Class 10 (EDGE / BB4.5), Multy Task, LCD TFT, resolusi kamera sampai 2mega pixel, MMS, Ringtone polyphonic hingga 48channel, MP3 player, Bluetooth, memory external (MMC Support),dll.
Processor Ponsel Nokia generasi ke 4 (DCT4) menggunakan UPP (Universal Phone Processor) sebagai pusat dari semua kegiatan komputerisasi. Processor merupakan otak dari sistem kerja ponsel yang akan melakukan koordinasi semua fungsi ponsel termasuk juga instruksi-instruksi yang terprogram didalamnya.
Teknologi Nokia DCT4 terus berkembang, WD2 dan TIKU merupakan pengembangan dari teknologi DCT4. Perbedaannya adalah jenis Proccesor yang digunakan dan kapasitas memori internal yang cukup besar. UPP-WD2 dan TIKU dapat memproses data lebih cepat ketimbang UPP DCT4, sehingga dapat memfasilitasi fitur-fitur yang lebih canggih lagi, seperti : Sistem operasi Symbian, akses GPRS Class 10 (EDGE / BB4.5), Multy Task, LCD TFT, resolusi kamera sampai 2mega pixel, MMS, Ringtone polyphonic hingga 48channel, MP3 player, Bluetooth, memory external (MMC Support),dll.
UPP Nokia DCT4, WD2 dan TIKU pada dasarnya mempunyai struktur yang sama, yang membedakan hanya spesifikasi: ARM, DSP Core (LEAD3) dan Cache RAM yang tersimpan didalam UPP, tentunya spesifikasi ROM dan RAM yang tersimpan didalam UPP akan berbeda pula satu sama lain. UPP mempunyai beberapa fungsi, diantaranya
BRAIN
Bagian ini merupakan otak utama dari Microprocessor ponsel, bagian ini mempunyai dua fungsi:
-MCU Subsystem
MCU Subsystem (Micro Controller Unit) diproses oleh Microprocessor ARM(Advance RISC Machines) dan didukung oleh: MCU ROM, Cache RAM, DMA (Direct Memory Access) dan Memori IF.
-DSP Subsystem
DSP Subsystem (Digital Signal Processing) blok ini diproses oleh LEAD (Low power Enhanced Architecture DSP) digunakan untuk memproses Digital Application (A-DSP) dan Digital Cellular (C-DSP). Bagian ini yang akan mengatur lalu lintas data informasi pada keseluruhan sistem kerja ponsel.
-Brain Peripherals
Bagian ini yang akan menghubungkan semua perintah dari subsystem MCU dan DSP kepada bagian Body.
Kinerja subsistem MCU dan DSP sangat tergantung sekali kepada Cache RAM yang tersimpan didalam UPP, Nokia WD2 dan TIKU mempunyai Cache RAM yang cukup besar, sekitar 8-16Mbit. Cache RAM merupakan unit pendukung. Semua perintah yang sering digunakan oleh UPP akan disimpan sementara pada bagian ini. Dengan adanya Cache RAM, UPP tidak perlu lagi memanggil perintah yang sama ke bagian lain. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan perintah-perintah penting dapat dipersingkat, sehingga kecepatan eksekusinya lebih baik dan cepat.
BODY
Keseluruhan sistem kerja ponsel semua dikontrol oleh Microprocessor. Body merupakan bagian dari Microprocessor yang berfungsi sebagai pelaksana perintah dari bagian Brain. Bagian Body berfungsi juga sebagai Digital Control Logic seperti berikut ini:
Fungsi
Keterangan
ACCIF
Interface untuk transfer data dari aksesories: misalkan dari infrared dan kabel Fbus/Mbus yang dihubungkan ke computer untuk melakukan transfer data dari ponsel ke computer.
SIMIF
Interface SIM Card. Pembacaan data-data dari sim card misalkan SIM ID, penyimpanan SMS dan Phone Book, dll.
UIF
1. Interface signal audio kepada earphone dan microphone
2. Sebagai interface LCD dan Interface Keyboard
3. juga digunakan untuk Codec kamera
PUP
Digunakan untuk transfer data Software MCU dan DSP eksternal yang akan disimpan di eksternal memory (IC Flash) melalui koneksi Fbus atau Mbus. Misalkan ponsel akan di Flash, maka data dari computer yang dihubungkan kepada Fbus ponsel akan diterima oleh Blok PUP dari Microprocessor Ponsel lalu akan disimpan didalam IC flash.
CTSI
Bagian ini digunakan untuk Management Clock untuk: PURX, Clocking, timing, Sleep Clock,dll.
SCU
Control IF / RFbus kepada Modul RF. Bagian ini digunakan untuk mengontrol jalur frekuensi yang akan dikunci kepada Base Station oleh Modul RF (PLL).
MFI, GPRS Cip, RXModem
Ketiga blok ini bersama-sama digunakan untuk menerima dan memberi data informasi kepada RF Modul, akan tetapi sebelumnya dibutuhkan konfersi D/A - A/D. Bagian ini juga yang menentukan kecepatan transfer datanya, misalkan untuk akses GPRS atau juga dapat digunakan sebagai Modem.
UPP dapat bekerja bila telah diberikan tegangan sebesar 1.5V yang diberikan oleh Regulator VCORE dan tegangan Logic (VIO) sebesar 1.8 Volt yang dibeikan oleh UEM. Disaat proses booting awal, UPP membutuhkan Clock sebesar 32KHz (Sleep Mode), sedangkan Clock utamanya diberikan oleh VCTCXO dari RF Processor sebesar 13MHz.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
BRAIN
Bagian ini merupakan otak utama dari Microprocessor ponsel, bagian ini mempunyai dua fungsi:
-MCU Subsystem
MCU Subsystem (Micro Controller Unit) diproses oleh Microprocessor ARM(Advance RISC Machines) dan didukung oleh: MCU ROM, Cache RAM, DMA (Direct Memory Access) dan Memori IF.
-DSP Subsystem
DSP Subsystem (Digital Signal Processing) blok ini diproses oleh LEAD (Low power Enhanced Architecture DSP) digunakan untuk memproses Digital Application (A-DSP) dan Digital Cellular (C-DSP). Bagian ini yang akan mengatur lalu lintas data informasi pada keseluruhan sistem kerja ponsel.
-Brain Peripherals
Bagian ini yang akan menghubungkan semua perintah dari subsystem MCU dan DSP kepada bagian Body.
Kinerja subsistem MCU dan DSP sangat tergantung sekali kepada Cache RAM yang tersimpan didalam UPP, Nokia WD2 dan TIKU mempunyai Cache RAM yang cukup besar, sekitar 8-16Mbit. Cache RAM merupakan unit pendukung. Semua perintah yang sering digunakan oleh UPP akan disimpan sementara pada bagian ini. Dengan adanya Cache RAM, UPP tidak perlu lagi memanggil perintah yang sama ke bagian lain. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan perintah-perintah penting dapat dipersingkat, sehingga kecepatan eksekusinya lebih baik dan cepat.
BODY
Keseluruhan sistem kerja ponsel semua dikontrol oleh Microprocessor. Body merupakan bagian dari Microprocessor yang berfungsi sebagai pelaksana perintah dari bagian Brain. Bagian Body berfungsi juga sebagai Digital Control Logic seperti berikut ini:
Fungsi
Keterangan
ACCIF
Interface untuk transfer data dari aksesories: misalkan dari infrared dan kabel Fbus/Mbus yang dihubungkan ke computer untuk melakukan transfer data dari ponsel ke computer.
SIMIF
Interface SIM Card. Pembacaan data-data dari sim card misalkan SIM ID, penyimpanan SMS dan Phone Book, dll.
UIF
1. Interface signal audio kepada earphone dan microphone
2. Sebagai interface LCD dan Interface Keyboard
3. juga digunakan untuk Codec kamera
PUP
Digunakan untuk transfer data Software MCU dan DSP eksternal yang akan disimpan di eksternal memory (IC Flash) melalui koneksi Fbus atau Mbus. Misalkan ponsel akan di Flash, maka data dari computer yang dihubungkan kepada Fbus ponsel akan diterima oleh Blok PUP dari Microprocessor Ponsel lalu akan disimpan didalam IC flash.
CTSI
Bagian ini digunakan untuk Management Clock untuk: PURX, Clocking, timing, Sleep Clock,dll.
SCU
Control IF / RFbus kepada Modul RF. Bagian ini digunakan untuk mengontrol jalur frekuensi yang akan dikunci kepada Base Station oleh Modul RF (PLL).
MFI, GPRS Cip, RXModem
Ketiga blok ini bersama-sama digunakan untuk menerima dan memberi data informasi kepada RF Modul, akan tetapi sebelumnya dibutuhkan konfersi D/A - A/D. Bagian ini juga yang menentukan kecepatan transfer datanya, misalkan untuk akses GPRS atau juga dapat digunakan sebagai Modem.
UPP dapat bekerja bila telah diberikan tegangan sebesar 1.5V yang diberikan oleh Regulator VCORE dan tegangan Logic (VIO) sebesar 1.8 Volt yang dibeikan oleh UEM. Disaat proses booting awal, UPP membutuhkan Clock sebesar 32KHz (Sleep Mode), sedangkan Clock utamanya diberikan oleh VCTCXO dari RF Processor sebesar 13MHz.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
0 Pengertian ic pada HP nokia
UEM (Universal Energy Management)
UEM DescriptionDidalam UEM terdapat beberapa peran penting sebagai Energy Management Ponsel. Berbeda dengan Nokia DCT3, UEM adalah gabungan dari beberapa ASICs seperti: CCONT, COBBA, CHAPS dan UI DRIVER.
UEM singkatan dari Universal Energy Management, sesuai dengan namanya, UEM mempunyai beberapa fungsi yang sangat komplek, diantaranya:
Crystal oscillator (32 kHz)
Setiap Sistem Ponsel akan ditemukan Oscilator yang berukuran kecil yang mampu menghasilkan denyut sebesar 32KHz,.UEM yang akan memberikan tegangan dan mengendalikan Crystal Oscilator ini untuk selanjutnya diteruskan kepada UPP.
32 kHz Startup RC oscillator
Disaat ponsel dalam keadaan Power-down, Clock dari RF Processor belum dapat diberikan kepada UPP, agar ponsel dapat melakukan power-up dibutuhkan Clock untuk Logic System kepada UPP. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan Sleep Clock yang dihasilkan oleh Crystal Oscilator 32 kHz.
Real time clock logic
Jam, Tgl, Alarm dibutuhkan Clock Logic yang diberikan oleh Cristal Oscilator 32kHz.
Regulator Baseband & RF
UEM diberikan tegangan utama oleh battery sebesar 3,7Volt (VBATT). UEM mempunyai peran sebagai pendistribusi tegangan / regulator ke semua sistem berdasarkan kebutuhan tegangan yang diperlukan di setiap sistemnya.
Regulator Baseband:
*VCORE, untuk pemrograman yang membutuhkan tegangan sekitar 1.0 – 1.8 Volt - 200mA ke UPP (VCORE DSP & VCORE MCU)
*VANA, memberikan tegangan sebesar 2.8 Volt – 80mA untuk fungsi sistem analog (Btemp, VCXO Temp)
*VIO, memberikan tengan sebesar 1.8 Volt – 150mA untuk Logic I/Os (Input/Output Logic: MMC Level Shifter, IR, IC
Flash & SDRAM, Bluetooth, LCD, ) dan UEM Logic:
*VFLASH1, memberikan tegangan utama sebesar 2.8 Volt – 70mA kepada IR, Bluetooth, LCD, LED Driver dan tegangan kepada BSI.
*VFLASH2/VAUX, memberikan tegangan sebesar 2.8 Volt – 40mA untuk FM Radio dan Accesories lainnya.
*VSIM, memberikan tegangan sebesar 1.8 – 3.0 Volt – 25mA untuk SIM Card
Regulator RF:
*VR1, memberikan tegangan sebesar 4.75 Volt – 10 mA kepada VCP
*VR2, memberikan tegangan sebesar 2.78 Volt – 100 mA kepada: VRF_TX, MODOUTP_G_TX, MODOUTM_G_TX, MODOUTP_P_TX, MODOUTM_P_TX,
*VR3, memberikan tegangan sebesar 2.78 Volt – 20 mA kepada: VDIG, Out Clock VCTXO (Osc 26MHz)
*VR4, memberikan tegangan sebesar 2.78 Volt – 50 mA kepada: VRF_RX, VF_RX, VPAB_VLNA
*VR5, memberikan tegangan sebesar 2.78 Volt – 50 mA kepada VPLL, VLO, VPRE,
*VR6, memberikan tegangan sebesar 2.78 Volt – 50 mA kepada VRXBB
*VR6, memberikan tegangan sebesar 2.78 Volt – 50 mA kepada VRXBB
*VR7, memberikan tegangan sebesar 2.78 Volt – 45 mA kepada: VCO.
Charging functions
Proses pengisian Battery Ponsel dikontrol oleh UEM. UEM telah menyimpan Charging Control didalamnya yang berfungsi sebagai pengaturan proses pengisian Battery. Ponsel akan secara otomatis memutuskan arus dari charger kepada Battery bila tegangan Battery telah mencapai batas tegangan maksimal walaupun Charger masih terhubung kepada Ponsel, sebaliknya jika tegangan Battery dibawah tegangan maksimal maka arus dari charger akan terus diberikan kepada Battery.
11-channel A/D converter (MCU controlled)
Didalam UEM tersimpan 11Channels Analog to Digital Converter yang digunakan untuk bandgap reference dan voltage reference, bagian ini yang akan mengukur BSI, Btemp,Vcharge.
oBattery Voltage Measurement A/D Channel (Internal)
oCharger Voltage Measurement A/D Channel (Internal)
oCharger Current Measurement A/D Channel (External)
oBattery Temperature Measurement A/D Channel (External)
oBattery Size Measurement A/D Channel (External)
oLED Temperature measurement A/D Channel (External)
Interface FBUS dan MBUS
FBUS & MBUS digunakan untuk transfer data dari komputer ke ponsel, seperti proses (Flash Programming), File Manager, dll. Data tersebut selanjutnya akan masuk ke UPP dan IC Flash.
Security Logic (Watchdog)
Watchdog tersimpan didalam UEM, pertama digunakan untuk controlling system power-on dan power-down. Kedua digunakan untuk blok keamanan dan penyimpanan IMEI, Watchdog akan mengontrol IMEI yang berada di ROM UEM dengan IMEI yang tersimpan didalam IC Flash, bila terdapat perbedaan IMEI antara IMEI di UEM dan IMEI di Flash maka Watchdog akan melakukan Power-Down dalam waktu 32mS
FLASH memory untuk IMEI code
Didalam UEM terdapat ROM yang digunakan untuk menyimpan data IMEI. Sifat penyimpanan data IMEI adalah OTP (One Time Programming) dimana data IMEI hanya dapat ditulis satu kali saja dan tidak dapat dihapus atau diganti, oleh karena itu UEM bekas atau pernah dituliskan IMEI tidak dapat digunakan kepada Ponsel yang lainnya terkecuali bila IMEI yang berada di IC Flash dapat disamakan dengan IMEI yang berada pada UEM (Calulate Flash), materi ini akan dijelaskan pada Bab Software.
Bila ROM yang berada di UEM ini bermasalah atau Corupt maka UEM ini sudah tidak dapat digunakan lagi dan tidak dapat diperbaiki lagi, biasanya akan menampilkan IMEI ????????? dimana IMEI yang berada pada UEM sudah berbeda dengan IMEI yang seharusnya walaupun hanya terdapat satu angka saja yang berbeda.
IR interface level shifters
Digunakan untuk driver dan regulator Infra red, data tersebut selanjutnya akn diteruskan kepada UPP.
Interface LED, Buzzer dan vibrator
Vibrator, Keyboad LED, LCD LED dikendalikan oleh Subsystem UI Driver yang berada didalam UEM. Perintah kepada UI Driver ini diberikan oleh UPP, UPP hanya memberikan tegangan yang sangat rendah sekali maka dibutuhkan Driver agar dapat memberikan arus yang cukup kepada Vibrator, Keyboad LED, LCD LED.
Audio codec
Earphone, Microphone, IHF Speaker, Handsfree dapat berfungsi karena terdapat Subsistem Audio Codec yang tersimpan pada UEM. Subsistem ini berfungsi untuk merubah signal data informasi digital menjadi signal Audio, agar signal audio tersebut dapat didengar oleh manusia dibutuhkan penguatan (Audio Amplyfier) sebelum diteruskan ke Speaker dan Microphone, signal Audio tersebut mempunyai Frekuensi sebesar 20Hz sampai 20kHz.
SIM interface
SIM Card merupakan komponen aktif yang mempunyai Microchip didalamnya, setiap yang bersifat komponen aktif maka dibutuhkan supply tegangan kepadanya, tegangan SIM Card diberikan oleh UEM dari Subsystem Regulator Baseband sebesar 1,8 Volt – 3Volt, sedangkan SIM Clock, SIM Reset, SIM I/O data diberikan melalui Subsistem Interface, dimana SIM Interface telah menyimpan SIM Detector, SIM IF Driver dan SIM IF.
Serial control interface (Cbus & Dbus Controled)
Bagian ini yang akan mengontrol interface penggunaan transmisi data antara UEM dan UPP diterapkan melalui CBUS dan DBUS untuk MCU Subsystem yang tersimpan didalam UPP.
Auxiliary A/D converted (DSP controlled)
Sebagai alat bantu untuk konfersi signal analog menjadi signal digital yang digunakan untuk pengendali DSP Subsystem yang tersimpan didalam UPP, bagian ini akan berperan pada: Digital Speech Processing dan PDM Coded Audio.
RF interface converters
Telah kita pahami sebelumnya bahwa Modul RF mempunyai karakter signal analog sedangkan Baseband mempunyai karakter digital, agar kedua Modul ini dapat berkesinambungan satu sama lain, dibutuhkan suatu konversi atau penerjemah signal analog menjadi signal digital (A/D Converter) dan signal digital menjadi signal analog (D/A Converter). RF Interface Converter biasa juga disebut Multy Mode Converter yang merupakan rangkaian penghubung antara Modul RF dengan UPP.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
0 Tips Jitu Untuk SMS Gratis
Dari dulu gw cari-cari gimana caranya bisa SMS tapi gratis...wah pusing deh beli pulsa 10rb habiiiss terus wah kapan gw kaya nih...?wakakakkkk.tapi ngomong punya ngomong eh ketemu juga caranya Itu juga berkat temen gw si Chandra si tukang ngumpulin visitor he he artikel ini gw buat special buat dia tuh...hik hik.Nah buat Sobat Adin semua yang mau coba silahkan klik disini
nanti akan keluar halaman seperti ini
caranya ga susah kok walaupun gratis yang pentingkan halal ya ga? ...sobat bisa ikuti cara berikut ini :
coba lihat gambar ini
nah disitu sobat Adin bisa masukan no yang dituju lalu tulis pesan di kotak messege setelah itu dikotak warna merah ada jumlah bilangan 66-47-22-30-99 tapi disebelahnya ada tulisan CLICK 30 berarti sobat harus pilih angka yang 30 yang di kotak kecil setelah itu udah deh bisa sms gratis yang dijamin HALAL
masih kurang jelas juga?coba lihat gambar dibawah ini
nah itu maksudnya angka yang harus di klik tapi yang kotak kecilnya loh...udah kan gampang itu angka hanya untuk ferivikasi saja sob..oke...masih ga ngerti juga...wah kebangetan deh wong gampang kok...wakakakakk
selamat mencoba sob...
gw belon makan nih gw makan dulu ya laperrrrr
Jumat, 24 Juli 2009
0 Deteksi Kerusakan dengan Power Supply
Power Supply berfungsi sebagai penyuplai arus saat baterai ponsel kosong sekaligus sebagai distributor tegangan ke semua rangkaian. Biasanya alat digunakan sebagai pengganti bateri ponsel pada waktu proses repair berlangsung.
Kegunaan lain dari power supply adalah sebagai alat pendeteksi kerusakan pada ponsel, dengan kata lain sebagai patokan kerusakan daripada komponen-komponen ponsel. Sebagai contoh, anda bisa lihat tabel berikut ini;
Teknik pendeteksian kerusakan ponsel dibawah menggunakan Power Supply Digital (PSD), dengan Cara: Hubungkan kabel merah (+) dari PSD ke connector (+) ponsel, kabel hitam (-) PSD pada connector (-) dan kabel biru PSD (BSI) ke connector baterai BSI (bersebelahan dengan jalur plus) kemudian tekan power On pada ponsel, lihat tegangan yang keluarkan dari PSD dan cocokkan dengan tabel tabel dibawah ini:
Kegunaan lain dari power supply adalah sebagai alat pendeteksi kerusakan pada ponsel, dengan kata lain sebagai patokan kerusakan daripada komponen-komponen ponsel. Sebagai contoh, anda bisa lihat tabel berikut ini;
Teknik pendeteksian kerusakan ponsel dibawah menggunakan Power Supply Digital (PSD), dengan Cara: Hubungkan kabel merah (+) dari PSD ke connector (+) ponsel, kabel hitam (-) PSD pada connector (-) dan kabel biru PSD (BSI) ke connector baterai BSI (bersebelahan dengan jalur plus) kemudian tekan power On pada ponsel, lihat tegangan yang keluarkan dari PSD dan cocokkan dengan tabel tabel dibawah ini:
This image has been resized. Click this bar to view the full image. The original image is sized 540x355. |
0 Menggunakan Multitester Digital sebagai pengukur arus rangkaian
1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing2 kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.
Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan msg2 kbl ke msg kutub sekring pd PCB. Lalu ukur hasilnya.
Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
1. Kabel Merah tetap di 20A, kbl hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di - batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.
Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan cept2 cabut kbl dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tdk ada rangkaian IC Pengontrolnya.
Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah...
Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu. Yg tdk ada rangkaian IC pengontrolnya. Sehingga saat batere Penuh. Sensor BTEMP tdk bekerja. Maka batere yg telah penuh tsb akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dpt mengakibatkan kerusakanpada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung da dpt meledak. Click the image to open in full size.
Oleh karen itu gunakan selalu batere yg asli Lithium yg mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing2 kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.
Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan msg2 kbl ke msg kutub sekring pd PCB. Lalu ukur hasilnya.
Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
1. Kabel Merah tetap di 20A, kbl hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di - batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.
Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan cept2 cabut kbl dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tdk ada rangkaian IC Pengontrolnya.
Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah...
Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu. Yg tdk ada rangkaian IC pengontrolnya. Sehingga saat batere Penuh. Sensor BTEMP tdk bekerja. Maka batere yg telah penuh tsb akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dpt mengakibatkan kerusakanpada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung da dpt meledak. Click the image to open in full size.
Oleh karen itu gunakan selalu batere yg asli Lithium yg mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.
0 Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)
1. Pilih Skala Buzzer, yg ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan lsg, maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm).
2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tdk bunyi, coba apakah sdh benar letak pengukurannya. Jika sdh, dipastikan jalur putus dan harus di jumper.
2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tdk bunyi, coba apakah sdh benar letak pengukurannya. Jika sdh, dipastikan jalur putus dan harus di jumper.
0 Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator
Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
* Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika.
* Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:
* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
Langkah pengukuran :
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.
* Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika.
* Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:
* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
Langkah pengukuran :
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.
0 Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
1. Perhatikan Object yg akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll)
2. Perhatikan skala Pengukuran pada Ohm Meter
200 artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200 Ohm
2K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 2000 Ohm (2KOhm)
20 K artinya akanmengukur hambatan yg nilainya max. 20.000 Ohm (20K Ohm)
200K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200.000 Ohm (200K Ohm)
2M artinya akan menguur hambatan yg nilainya 2.000.000 Ohm (2000K Ohm atau 2 Mega Ohm)
Bila tdk tau besaran nilai yg mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala 20K. Lalu lakukan pengukuran.
Jika hasilnya 1 (Overload) maka naikkan skala
Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.
Contoh pembacaan hasil :
Pd skala 2K hasilnya 1,76 itu artinya hambatan yg terukur adalah 1,76 K Ohm
Pd skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yg terukur adalah 0,378 K Ohm alias 378 Ohm. (KOhm ke Ohm dikali 1000)
Pd skala 20K hasilnya 1 , artinya object yg mau diukur melebihi skala 20K,maka naikan skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yg terukur adalah sebesar 38,78 KOhm
Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke 750 V.
Colok kabel merah dan hitam ke masing2 lobang stop kontak, bolak balik boleh. Namun hati2 takut ada kabel yg terkelupas, bisa tersengat listrik.
Hasil yg akan muncul mis: 216 artinya tegangan PLN tsb sebesar 216 Volt.
Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1 pertanda over load alias melebihi skala 200 Volt tsb.
0 Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Bertujuan untuk mengukur suatu obyek tegangan baik DC maupun AC
1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yg berkapasitas 3,7V.
3. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt --
Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yg tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yg maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 750V
Gunakan skala yg tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tdk akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V sja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sdh ada, dan skala sdh dipilih yg tepat, maka lakukan pengukuran dgn menempelkan kbl merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.
Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dgn Multitester Analog. Jika kbl terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yg berkapasitas 3,7V.
3. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt --
Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yg tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yg maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 750V
Gunakan skala yg tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tdk akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V sja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sdh ada, dan skala sdh dipilih yg tepat, maka lakukan pengukuran dgn menempelkan kbl merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.
Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dgn Multitester Analog. Jika kbl terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
0 Cara Menganalisa kerusakan jalur ponsel
Sebagai contoh kasus, disini saya akan mempraktekan cara menganalisa jalur SIM Card pada ponsel Nokia NGAGE QD, walaupun dalam praktek ini hanya diberikan contoh pada permasalahan SIMCard saja, akan tetapi bila anda telah benar-benar paham dengan yang akan dijelaskan ini maka akan mudah dalam penganalisaan jalur pada rangkaian yang lainnya.
Pertama kali langkah yang harus dilakukan adalah mengukur nilai Resistansi disetiap jalur/pin out pada Konektor atau Interface SIMCard pada PWB Ponsel. Test Probe AVO-Meter dihubungkan secara pararel, hitam ke Ground sedangkan yang merah dihubungkan kesetiap jalur/pin out. Caranya dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
By arema_malang at 2008-11-10
Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Setel AVOMeter pada kalibrasi OHM X1, karena pada setingan ini AVOMeter akan dapat memberikan arus yang cukup besar untuk mengalirkan arus listrik pada rangkaian yang akan kita ukur dan AVOMeter tidak akan terlalu peka dalam pengukurannya, terkecuali bila jarum petunjuk AVOMeter hanya bergerak sedikit saja, maka anda dapat menaikan kalibrasinya menjadi OHM X10 atau yang lebih diatasnya.
2. Hubungkan Testprobe yang berwarna hitam kepada Ground (Negatif) pada PWB Ponsel, selanjutnya Testprobe yang berwarna merah hubungkan kepada salah satu jalur SIMCard. Anda ukur satu persatu ke semua kaki-kaki konektor SIMCard. Bila disetiap kaki konektror tersebut terdapat nilai resistansi maka dapat dipastikan jalur tersebut adalah normal / tidak bermasalah. Disaat pengukuran akan ditemukan dari salah satu jalur tersebut, dimana AVOMeter menunjukan 0Ohm (jarum bergerak penuh / Short) ini bisa diartikan bahwa jalur tersebut terhubung langsung dengan Ground. Akan tetapi bila salah satu kaki konektor tersebut tidak memiliki nilai resistansi, kemungkinan besar jalur tersebut telah putus, untuk meyakinkan jalur tersebut putus atau memang jalur itu adalah jalur kosong atau jalur aktif, maka anda dapat melihatnya pada skema diagram. Dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
By arema_malang at 2008-11-10
Jalur konektor SIM Card
Pada “SIM READER” pin 6 (VPP), disana terlihat jelas bahwa jalur tersebut adalah jalur yang tidak digunakan, maka bila tidak terdapat nilai resistansi, keadaan tersebut adalah wajar. Pada pin 5 akan dihubungkan ke Ground, maka hal yang wajar bila hasil pengukuran jarum AVO-Meter akan bergerak secara penuh ke arah kanan.
Menentukan antar blok yang bermasalah
Bila hasil dari pengukuran diatas terdapat salah satu jalur yang putus maka selanjutnya anda tinggal mengetahui jalur alternatif yang akan dihubungkan. Langkah inilah yang cukup memusingkan karena kita harus betul-betul memahami hubungan antar sistemnya, misalkan saja untuk permasalahan SIM Card yang sedang kita bahas ini. Sebelum melakukan pengukuran, harus diketahui hubungan antar sistem yang berkaitan dengan jalur dari konektor SIM Card ini. Bila anda belum mengetahuinya, maka diperlukan skema diagram.
By arema_malang at 2008-11-10
Dari penjelasan skema diagram diatas, terlihat bahwa jalur dari konektor SIM Card akan diteruskan kepada EMI-Filter, selanjutnya diteruskan kepada UEM. Setelah kita mengetahui hubungan antar sistem tersebut, langkah pengukuran dapat dilakukan secara bertahap dari komponen ke komponen di setiap bloknya, agar jalur alternatif yang akan di Jumper adalah jalur aktif yang semestinya tersambung tanpa harus melewati suatu rangkaian yang aktif, misalkan melakukan jumper dari konektor SIM card langsung ke UPP tanpa melewati UEM sedangkan UEM berfungsi sebagai SIM Detektor dan SIM IF, maka hal ini adalah tindakan yang salah! Ponsel tidak akan dapat bekerja dengan baik.
Yang akan menyulitkan adalah menentukan jalur dari komponen manakah jalur yang putus tersebut, apakah jalur dari konektor SIM Card kepada EMIF? atau justru yang putus adalah jalur EMIF kepada UEM?. Oleh karena itu cara pengukurannya harus secara sistematis dan berurutan berdasarkan Sistem didalamnya. Cara pengukurannya gunakan metoda pengukuran secara seri.
Pertama kali langkah yang harus dilakukan adalah mengukur nilai Resistansi disetiap jalur/pin out pada Konektor atau Interface SIMCard pada PWB Ponsel. Test Probe AVO-Meter dihubungkan secara pararel, hitam ke Ground sedangkan yang merah dihubungkan kesetiap jalur/pin out. Caranya dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
This image has been resized. Click this bar to view the full image. The original image is sized 516x383. |
By arema_malang at 2008-11-10
Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Setel AVOMeter pada kalibrasi OHM X1, karena pada setingan ini AVOMeter akan dapat memberikan arus yang cukup besar untuk mengalirkan arus listrik pada rangkaian yang akan kita ukur dan AVOMeter tidak akan terlalu peka dalam pengukurannya, terkecuali bila jarum petunjuk AVOMeter hanya bergerak sedikit saja, maka anda dapat menaikan kalibrasinya menjadi OHM X10 atau yang lebih diatasnya.
2. Hubungkan Testprobe yang berwarna hitam kepada Ground (Negatif) pada PWB Ponsel, selanjutnya Testprobe yang berwarna merah hubungkan kepada salah satu jalur SIMCard. Anda ukur satu persatu ke semua kaki-kaki konektor SIMCard. Bila disetiap kaki konektror tersebut terdapat nilai resistansi maka dapat dipastikan jalur tersebut adalah normal / tidak bermasalah. Disaat pengukuran akan ditemukan dari salah satu jalur tersebut, dimana AVOMeter menunjukan 0Ohm (jarum bergerak penuh / Short) ini bisa diartikan bahwa jalur tersebut terhubung langsung dengan Ground. Akan tetapi bila salah satu kaki konektor tersebut tidak memiliki nilai resistansi, kemungkinan besar jalur tersebut telah putus, untuk meyakinkan jalur tersebut putus atau memang jalur itu adalah jalur kosong atau jalur aktif, maka anda dapat melihatnya pada skema diagram. Dapat diperlihatkan pada gambar dibawah ini:
This image has been resized. Click this bar to view the full image. The original image is sized 516x383. |
By arema_malang at 2008-11-10
Jalur konektor SIM Card
Pada “SIM READER” pin 6 (VPP), disana terlihat jelas bahwa jalur tersebut adalah jalur yang tidak digunakan, maka bila tidak terdapat nilai resistansi, keadaan tersebut adalah wajar. Pada pin 5 akan dihubungkan ke Ground, maka hal yang wajar bila hasil pengukuran jarum AVO-Meter akan bergerak secara penuh ke arah kanan.
Menentukan antar blok yang bermasalah
Bila hasil dari pengukuran diatas terdapat salah satu jalur yang putus maka selanjutnya anda tinggal mengetahui jalur alternatif yang akan dihubungkan. Langkah inilah yang cukup memusingkan karena kita harus betul-betul memahami hubungan antar sistemnya, misalkan saja untuk permasalahan SIM Card yang sedang kita bahas ini. Sebelum melakukan pengukuran, harus diketahui hubungan antar sistem yang berkaitan dengan jalur dari konektor SIM Card ini. Bila anda belum mengetahuinya, maka diperlukan skema diagram.
This image has been resized. Click this bar to view the full image. The original image is sized 541x383. |
By arema_malang at 2008-11-10
Dari penjelasan skema diagram diatas, terlihat bahwa jalur dari konektor SIM Card akan diteruskan kepada EMI-Filter, selanjutnya diteruskan kepada UEM. Setelah kita mengetahui hubungan antar sistem tersebut, langkah pengukuran dapat dilakukan secara bertahap dari komponen ke komponen di setiap bloknya, agar jalur alternatif yang akan di Jumper adalah jalur aktif yang semestinya tersambung tanpa harus melewati suatu rangkaian yang aktif, misalkan melakukan jumper dari konektor SIM card langsung ke UPP tanpa melewati UEM sedangkan UEM berfungsi sebagai SIM Detektor dan SIM IF, maka hal ini adalah tindakan yang salah! Ponsel tidak akan dapat bekerja dengan baik.
Yang akan menyulitkan adalah menentukan jalur dari komponen manakah jalur yang putus tersebut, apakah jalur dari konektor SIM Card kepada EMIF? atau justru yang putus adalah jalur EMIF kepada UEM?. Oleh karena itu cara pengukurannya harus secara sistematis dan berurutan berdasarkan Sistem didalamnya. Cara pengukurannya gunakan metoda pengukuran secara seri.
0 METODE PENGUKURAN
Untuk mengetahui jalur yang putus dari suatu rangkaian diperlukan suatu alat ukur yang disebut AVOMeter, dengan menggunakan AVOMeter kita dapat mengetahui baik tidaknya suatu jalur menggunakan fasilitas pengukuran Ohm “?”.
Dalam penganalisaan jalur diperlukan sumber arus listrik yang akan diberikan kepada jalur tersebut. Perlu anda ketahui bahwa didalam AVOMeter sudah terdapat sumber arus yang berasal dari sebuah battery yang telah dipasang didalam AVOMeter, sehingga pada waktu pengukuran tegangan battrey ini akan mengalir pada rangkaian yang diukur, walaupun hanya dapat memberikan arus yang sangat rendah.
Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan dengan dua cara, pertama pengukuran secara pararel dan pengukuran secara seri. Pada prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila dilakukan dengan dua cara tersebut. Agar dapat lebih dipahami lagi ikuti keterangan dibawah ini:
Dalam penganalisaan jalur diperlukan sumber arus listrik yang akan diberikan kepada jalur tersebut. Perlu anda ketahui bahwa didalam AVOMeter sudah terdapat sumber arus yang berasal dari sebuah battery yang telah dipasang didalam AVOMeter, sehingga pada waktu pengukuran tegangan battrey ini akan mengalir pada rangkaian yang diukur, walaupun hanya dapat memberikan arus yang sangat rendah.
Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan dengan dua cara, pertama pengukuran secara pararel dan pengukuran secara seri. Pada prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila dilakukan dengan dua cara tersebut. Agar dapat lebih dipahami lagi ikuti keterangan dibawah ini:
Teknik Pengukuran Pararel
By arema_malang at 2008-11-10
Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur besaran arus yang akan mengalir pada suatu rangkaian, maka bila disaat pengukuran terdapat suatu jalur yang tidak mempunyai nilai resistansi (Jarum AVO Meter tidak bergerak sedikitpun) atau short (Jarum AVO Meter bergerak penuh ke arah kanan / 0 ohm), besar kemungkinan tidak akan ada arus listrik yang dapat mengalir dari jalur tersebut. Akan tetapi bila terdapat nilai resistansi yang kecil (Jarum AVO Meter akan bergerak lebih jauh ke arah kanan) maka arus yang akan mengalir pada jalur tersebut sangat besar. Bila nilai resistansinya besar (Jarum AVO Meter hanya bergerak sedikit saja ke arah kanan) maka makin kecil arus yang akan mengalir pada rangkaian tersebut. Akan tetapi bila AVO-Meter tidak menunjukan nilai Resistansi (Jarum tidak bergerak sedikitpun) maka tidak terdapat arus yang mengalir pada jalur tersebut.
Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menujukan nilai resistansi maka dapat dipastikan jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus yang disebabkan karena terdapat komponen yang bermasalah, mungkin rusak atau hubungannya tidak baik. Oleh karena itu cara pengukuran pararel dapat dilakukan juga untuk menganalisa kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian.
Teknik Pengukuran Seri
Bila hasil pengukuran pararel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak mempunyai arus, sebaiknya anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur tersebut putus, anda dapat meyakinkannya dengan cara pengukuran secara seri, cara ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui komponen yang akan dilalui oleh setiap jalurnya, pada prakteknya anda akan mengukur satu persatu disetiap komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut.
Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menujukan nilai resistansi maka dapat dipastikan jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus yang disebabkan karena terdapat komponen yang bermasalah, mungkin rusak atau hubungannya tidak baik. Oleh karena itu cara pengukuran pararel dapat dilakukan juga untuk menganalisa kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian.
Teknik Pengukuran Seri
Bila hasil pengukuran pararel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak mempunyai arus, sebaiknya anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur tersebut putus, anda dapat meyakinkannya dengan cara pengukuran secara seri, cara ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui komponen yang akan dilalui oleh setiap jalurnya, pada prakteknya anda akan mengukur satu persatu disetiap komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut.
Berbeda dengan metoda pengukuran pararel, dimana AVO-Meter akan menunjukan nilai resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri dilakukan untuk mengetahui terhubung atau tidaknya suatu jalur. Bila hasil pengukuran menunjukan suatu nilai resistansi (tahanan) maka jalur tersebut tidak terhubung dengan baik, apalagi bila hasil pengukuran AVO-Meter tidak bergerak sedikitpun dipastikan jalur tersebut telah putus. Jalur tersebut normal bila jarum avometer menunjukan “0 Ohm” ( Jarum AVO-Meter bergerak penuh ke arah kanan).
Rabu, 01 Juli 2009
1 Tips menggunakan multitester digital
Buat temen temen yang masih lom paham cara menggunakan tester digital dan mengukur HP tanpa tegangan silahkan di sedot yang ini
Cara yang saya terangkan disini adalah bagaimana mengukur HP yang normal dan yang short
Tanpa menggunakan tegangan cukup MULTiTESTER digital saja
cara ini untuk mandeteksi
*HP yang nyedot battery
*Insert simcard
*Dan lain-lain
Cara ini adalah cara standart yang saya gunakan sehari hari
Cara yang saya terangkan disini adalah bagaimana mengukur HP yang normal dan yang short
Tanpa menggunakan tegangan cukup MULTiTESTER digital saja
cara ini untuk mandeteksi
*HP yang nyedot battery
*Insert simcard
*Dan lain-lain
Cara ini adalah cara standart yang saya gunakan sehari hari
Buat pemula seperti saya aja nih....hik hik hik
Disini saya coba menguraikan cara pengukuran standart
Pertama alat yang saya gunakan cukup Multytester digital
Pengukuran JIka HP boros battery/nyedot battery
Pada dasarnya semua HP sama hanya saja nilai yang di hasilkan sedikit berbeda
Begini ..pertama kita akan mengukur HP dalam kondisi tanpa tegangan
setiap HP jika kita ukur menggunakan Multytester dengan posisi ukuran di lambang diode
langkah pertama yang kita lakukan adalah mengukur conector battery
Di conector battery ada conector tips untuk tegangan plus dan tegangan minus
Jika kita pasang kabel merah ( pada multytester) di hubungkan ke con batt yang mendapat
tegangan minus(-) dan kabel hitam di pasang pada con batt yang mendapat tegangan positif(+)
maka pada layar multytester akan bertuliskan nilai antara 0.268 - 0.357
Dan ketika kita balik kabel hitam di negatif dan kabel merah di positif maka nilai yang di hasilkan
akan kembali ke posisi stanby atau posisi semula ketika multytester tidak di hubungkan kemana mana
Ini menunjukan kalau HP dalam keadaan normal artinya tidak terjadi short...
Jika pada pengukuran terakhir tadi (kabel merah di conbatt plus dan hitam di minus) ada nilai sama seperti
yang pertama(kabel merah di negatif dan hitam di plus) yaitu 0.268 - 0.357 maka berarti pada komponen yang
mendapat tegangan plus ada yang rusak
Langkah awal yang di lakukan adalah tandai dulu( dengan menggunakan spidol)yang mendapat teganan plus tadi
Caranya adalah satu kabel di pasang di con batt plus dan satu lagi digunakan untuk mencari mana saja yang
dapat tegangan plus jika nilai di multytester bernilai 0 maka itulah komponen yang mendapat tegangan plus
Biasanya tegangan plus selalu berhubungan ke capacitor
Langkah mudahnya adalah tandai capacitor nya dulu ,karena sering terjadi kerusakan hanya dari capacitor saja
Kemudian angkat satu persatu capacitor yang sudah kita beri tanda tersebut sambil kita melakukan pengukuran
Jika di ukuran sudah seperti yang saya sebutkan di atas maka cukup mengganti capacitor yang rusak tadi
Karena capacitor berfungsi untuk menstabilkan tegangan
untuk mendeteksi HP insert simcard
Cara ini adalah untuk mendeteksi HP insert simcard
Langkah awal yang harus dilakukan adalah
Seperti biasa kabel merah pada multytester di negatif atau di ground kemudian kabel hitam di gunakan untuk mengukur pada konector simcard
Setiap conector simcard jika di ukur akan menghasilkan nilai antara 0.465 - 0,578 satu mendapat ground satu menghasilkan nilai 0.318 dan satu lagi kosong atau tidak terpakai kuncinya adalah sperti gambar berikut
Cara ini adalah untuk mendeteksi HP insert simcard
Langkah awal yang harus dilakukan adalah
Seperti biasa kabel merah pada multytester di negatif atau di ground kemudian kabel hitam di gunakan untuk mengukur pada konector simcard
Setiap conector simcard jika di ukur akan menghasilkan nilai antara 0.465 - 0,578 satu mendapat ground satu menghasilkan nilai 0.318 dan satu lagi kosong atau tidak terpakai kuncinya adalah sperti gambar berikut
Untuk mendeteksi HP Buzzer ga bunyi
Buzzer malfunktion
Jika pada HP tidak bekerjanya dering coba lakukan cara seperti ini
Seperti tadi juga..kabel merah di pasang di ground dan yang hitam di conector tips buzzer nilai yang di hasilkan pada tiap tips adalah 0.389 -0.513 jadi jika salah satu tidak ada nilainya maka buzzer tidak akan bisa bekerja
Langkah awal adalah mengecheck jalur dari tips tersebut yang menuju IC buzzer jika jalur bagus berarti kerusakan dipastikan dari IC maka kita harus melakukan penggantian IC tersebut
Ada kalanya nilai yang tercantum sudah benar tapi buzzer tetap tidak bisa bekerja maka kemungkinan suply tegangan ke IC tersebut tidak ada , maka langkah yang di ambil adalah dengan me reball IC tersebut atau jika
ingin lebih yakin di ganti saja
Berikut adalah gambar jalur IC buzzer
Untuk lebih jelasnya klik disini
Buzzer malfunktion
Jika pada HP tidak bekerjanya dering coba lakukan cara seperti ini
Seperti tadi juga..kabel merah di pasang di ground dan yang hitam di conector tips buzzer nilai yang di hasilkan pada tiap tips adalah 0.389 -0.513 jadi jika salah satu tidak ada nilainya maka buzzer tidak akan bisa bekerja
Langkah awal adalah mengecheck jalur dari tips tersebut yang menuju IC buzzer jika jalur bagus berarti kerusakan dipastikan dari IC maka kita harus melakukan penggantian IC tersebut
Ada kalanya nilai yang tercantum sudah benar tapi buzzer tetap tidak bisa bekerja maka kemungkinan suply tegangan ke IC tersebut tidak ada , maka langkah yang di ambil adalah dengan me reball IC tersebut atau jika
ingin lebih yakin di ganti saja
Berikut adalah gambar jalur IC buzzer
Untuk lebih jelasnya klik disini
Langganan:
Postingan (Atom)